TOTAL QUALITY MANAGEMENT
I.
Konsep
Kualitas
Beberapa pengertian kualitas dapat
diartikan sebagai berikut :
a. Secara
konvensional, kualitas adalah hal yang mengambarkan kharakteristik langsung
dari suatu produk. Seperti performance, keandalan, easy to use, dll
b. Secara
strategic, kualitas adalah segala sesuatu yang memenuhi keinginan atau
kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customer)
c. Menurut
ISO Vocab, kualitas adalah totalitas kharakteristik suatu produk yang menunjang
kemampuannya untuk mebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan.
d. Kualitas
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan dan
upaya perubahan terus menerus (Q-Match = Quality Meets Agreed Terms and
Changes).
Dengan
kata lain kualitas dapat diartikan sebagai nilainkeistimewaan sebuah
produk dan terdiri segala sesuatu yang
bebas dari kekurangan atau kerusakan.
Management
Kualitas :
a. Menurut
Vocab ISO adalah sebagai aktivitas dan fungsi management keseluruhan yang
menentukan kkebijakan kualitasseperti quality planning (penetapan, pengembangan
dan kebutuhan kualitas), quality control (teknik untuk memenuhi kualitas),
quality assurance (semua tindakan untuk menjamin kualitas) dan quality
improvement (tindakan untuk meningkatkan nilai produk yang terkait dengan
efektifitas dan efisiensi).
b. Dr.
Juran memperkenalkan konsep trilogy kualitas yaitu quality planning, quality
control dan quality improvement.
Quality planning meliputi aktivitas
: identifikasi pelanggan, kebutuhan pelanggan, menciptakan produk sesuai
pelanggan, menciptakan proses yang mengistimewakan produk, serta mentransfer
proses ke operasi.
Quality control : mengevaluasi
performansi, membandingkan actual dan sasaran, serta mengambil tindakan atas
perbedaan sasaran dan actual.
Quality improvement : menciptakan
kesadaran, peningkatan kualitas, menciptakan infrastruktur kualitas, pelatihan
kualitas, meninjau perkembangan, meberi penghargaan, memperbaiki, dan
mempertahankan.
c. Dr.
W. Edward Deming , kaulitas harus didilakukan perbaikan secara terus menerus
yang akhirnya muncul 14 prinsip management kualitas deming.
d. Sistem
kualitas modern yang ada memiliki 5 pandangan utama, yaitu fokus pda pelanggan,
partisipasi aktif pimpinan management melalui QA, pemahaman tanggung jawab
kualitas, adanya tindakan pencegahan, dan munculnya filosofi quality is the way
of life .
e. Kualitas
pada masa modern fokus pada
kualitas desain dimana menjamin
produk yang didesain sedemikian rupa sesuai dengan keinginan pelanggan yang
melibatkan bagian R&D, Proses Engineering dan Market Research.
Kualitas konformasi mengacu pada
pembuatan produk dan pemberian jasa sesuai dengan pelayanan yang terlibat
bagian produksi, purchase,PPIC, dan delivery.
Kualitas pemasaran, kualitas dimana
tingkat sejauh mana menggunakan produk, memenuhi ketentuan dasar pemasaran,
penjualan dan pelayanan setelah penjualan.
II. Mekanisme untuk Memahami Pelanggan
Pelanggan adalah orang yang
menuntut untuk memenuhi suatu standart kualitas dan memiliki pengaruh terhadap
performansi perusahaan. Pada system kualitas modern pelanggan terbagi menjadi 3
jenis :
Pendefinisian pelanggan ini harus
dilakukan terlebih dahulu sehingga dapat menentukan keinginan konsumen mana
yang digunakan. Karena konsepnya adalah memenuhi kepuasan pelanggan maka harus
:
1. Dilakukan
pendefinisan dahulu kepuasan konsumen meliputi apa keinginan, kebutuhan dan
harapan pelanggan.
2. Memahami
ekspektasi pelanggan, yang meliputi kharakteristik produk yang diingikan
pelanggan, serta performasi yang dapat dilakukan untuk memenuhi ekspektasi
pelanggan
Selanjutnya dilakukan pengurutan
prioritas dari setiap kharakteristik dengan Quality Function Development (QFD).
Dimana dengan metode ini memilah dan mengurutkan kharakteristik kualitas yang
diinginkan pelanggan.
3. Memahami
ekspektasi pelanggan, tahapan ini terbagi menjadi beberapa level sebagai
berikut :
Untuk memahami level ke-3
diperlukan sebuah proses yang disebut benchmarking dimana menilai perusahaan
lain yang sejenis untuk sebagai pembanding dan akan memunculkan yang terbaik
yaitu best practice.
III. Manajemen Proses dan Strategi
perbaikan Proses
Manajemen proses
melibatkan beberapa elemen yang diperlukan untuk melakukan perbaikan proses
antara lain :
a.
Pelanggan sebagai pihak yang menggunakan
output
b.
Kelompok kerja yaitu orang yang bekerja
menghasilkan output tersebut
c.
Pemasok orang yang memberikan input
d.
Pemilik sebagai pihak yang bertanggung
jawab untuk perbaikan proses tersebut.
Langkah-langkah
yang dapat dilakukan dalam perbaikan proses ini antara lain :
Penjelasan:
- Definisi Masalah dalam konteks
proses
Pada model ini, perbaikan proses
akan dimulai dengan penetapan/spesifikasi system mana yang terlibat, sehingga
usaha-usaha akan terfokus bukan pada output, melainkan pada proses. Meliputi
identifikasi output, pelanggan, pendefinisian kebutuhan pelanggan,
pengidentifikasian proses yang menghasilkan output dan Identifikasi pemilik
proses
- Identifikasi dan dokumentasi
proses
Pada langkah ini, proses akan
tergambarkan melalui diagram alir atau flowchart. Selain itu segala proses yang
telah diidentifikasi harus didokumentasikan secara baik sebagai perbaikan
proses secara kontinu.
- Mengukur performansi
Tujuan dari langkah ini untuk dapat
meng-kuantifikasikan bagaimana baik/jelek suatu system yang sedang beroperasi.
- Paham mengapa masalah tersebut
terjadi
Masalah merupakan deviasi
/penyimpangan yang terjadi antara performansi yang diharapkan (sasaran) dengan
peformansi aktual. Menurut Kaoru
Ishikawa (pakar kualitas asal jepang), tanda pertama dari masalah adalah gejala
(symptoms), bukan penyebab (causes). Sehingga urutannya bisa dikatakan:
Pengembangan ide-ide untuk perbaikan
proses harus ditujukan langsung pada akar penyebab masalah. Agar ide tersebut
efektif, maka ide tersebut perlu diuji. Eksperimentasi ide-ide tersebut akan
membantu menghindari kegagalan ketika ide-ide tersebut diimplementasikan dalam
proses.
- Implementasi solusi dan
evaluasi
Langkah ini melanjutkan untuk
mengukur dan mengevaluasi efektivitas dari proses yang diperbaiki itu.
Informasi yang didapat dijadikan feedback untuk perbaikan proses selanjutnya
sehingga diperoleh suatu continuous process improvement.
IV. Pengukuran Performansi Kualitas
Pengukuran
kualitas dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap tiga hal yaitu :
a.
Pengukuran tingkat proses, dengan
mengukur setiap langkah atau akativitas dalam proses dan kharakteristik input
yang diberikan oleh pemasok. Dengan tujuan pengukuran ini untuk
mengidentifikasi perilaku yang mengatur setiap langkah dalam proses, mengukur
ukuran untuk menggendalikan operasi, dll.
b.
Pengukuran tingkat output, membandingkan
output yang dihasilkan dengan spesifikasi yang ditentukan pelanggan
c.
Pengukuran tingkat outcome, mengukura
bagaimana baiknya suatu produk memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan
dengan mengukur kepuasan pelanggan setelah memgkonsumi produk yang dibeli.
(pengukuran tertinggi).
Dalam system kualitas modern pengukuran performansi
kualitas terbagi menjadi 4 dimensi yaitu :
- Pelanggan, dengan mengukur kepuasan pelanggan
dan kahrakteristik yang diinginkan
- Pemegang
saham (pemilik dan pimpinan perusahaan) dengan mengukur indicator keuangan dan
sasaran/tujuan yang didefinisikan manajemen.
- Karyawan/pekerja
meliputi ukuran kepuasan karyawan dan factor-faktor yang berkontribusi pada
kepuasan karyawan.
- Masyarakat
(pemerintah, akademisi, media massa, professional, dan lembaga pelayanan
social) meliputi keseuaian dengan peraturan yang ada serta faltor-fakto yang
berdampak pada masayarak.
Langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan riset
kepuasan pelanggan yaitu :
V. Perbaikan Kualitas dan Reduksi
Biaya Kualitas
Kaizen adalah istilah bahasa jepang yang artinya
perbaikan terus-menerus (countinous improvement). Strategi perbaikan kualitas
dibandingkan dengan konsep PDCS milik Deming sebagai berikut
a.
Pemborosan pada input (overstocking dan
material yang tidak terpakai)
b.
Pemborosan pada proses (pengerjaan
ulang, proses inefisien, dll)
c.
Pemborosan pada output (over production,
produk cacat, produk lama, dll)
Muncul juga
konsep 7 waste yang ada pada industry yaitu :
a.
Pemborosan dari kelebihan produksi
b.
Pemborosan dari waktu tunggu
c.
Pemborosan dari transportasi dalam pabrik
d.
Pemborosan dari inventory
e.
Pemborosan dari pergerakan (motion)
f.
Pemborosan dari pembuatan produk cacat
g.
Pemborosan dari prose situ sendiri
(tidak seharusnya produk dibuat atau tidak seharusnya digunakan).
Konsep Biaya kualitas terbagi menjadi beberapa
golongan biaya yaitu :
VI. Kepemimpinan Kualitas
Beberapa kharakteristik pemimpin yang diperlukan
dalam dinamika perbaikan manajemen kualitas antara lain :
a.
Memiliki visi yang kuat
b.
Memiliki map for action
c.
Memiliki frame of vision
d.
Memiliki kepercayaan diri
e.
Berani mengambil resiko
f.
Memiliki gaya pribadi inspirational
g.
Memilik kemampuan memotivasi
h.
Memiliki kemampuan mengidentifikasi
manfaat-manfaat
VII. Startegi Pengembangan Manajemen
Kualitas
Elemen-elemen yang terkait dengan manajemen
kualitas meliputi :
a.
Visi organisasi
b.
Menghilangkan hambatan, dengan cara
melakukan identifikasi, mengkategorikan hambatan yang ada dan menentukan
prioritas penyelesaian)
c.
Komunikasi
d.
Evaluasi terus menerus
e.
Perbaikan terus menerus, dengan
understand quality improvement, state quality problem, evaluate root cause,
plan the solution, do or implement the solution, study the solution and act the
solution.
f.
Hubungan pemasok pelanggan
g.
Memberdayakan karyawan (merekrut,
memperlakukan dengan baik, dan mengakui kinerja)
h.
Pendidikan dan pelatihan
VIII. Sistem Manajemen Kualitas Formal
Total Quality Management adalah pendekatan manajemen
yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara terus menerus
sehingga memberikan kepuasan kepada seluruh pihak yang ada diperusahaan.
Beberapa jenis system manajemen kualitas yang anada antara lain :
a.
ISO 9000
Dimana system
manajemen kualitas berupa struktur organisasi, tanggung jwab,
prosedur-prosedur, proses-proses dan sumber daya untuk penerapan manajemen
kualitas. Model proses system management kualitas ISO 9001:2000 digambarkan
sebagai berikut :
Dimana dalam
klaususlnya membahas beberapa hal yang ditunjukkan keterkaitannya dengan gambar
berikut :
Jaminan yang
menunjukkan criteria lingkungan terpenuhi pada lingkup proses produksi pada
setiap level yang ada. Dengan adanya sertifikat ini dapat menambah brand image
perusahaan.
IX. Motorola’s Six Sigma dan Proyek
Peningkatan Kualitas
Six sigma merupakan terobosan baru yang digunakan
untuk teknik pengendalian dan peningkatan kualitas secara dramatikyang
diciptakan oleh Motorola untuk terobosan baru dalam pengendalian kualitas. Awal
munculnya six sigma Motorola ini diprakarsai karena sulitnya management untuk
menembus zero defect.
Penerapan
konsep six sigma dapat diterapkan pada perusahaan baru dengan memperhatikan 6
aspek yaitu :
1.
Identifikasi pelanggan
2.
Identifikasi produk pada pelanggan
3.
Identifikasi kebutuhan dalam memproduksi
produk
4.
Mendefinisikan proses
5.
Hindari kesalahan dan pemborosan pada
proses
6.
Meningkatkan proses terus-menerus untuk
menuju target six sigma
Sedangkan untuk
perusahaaan yang telah menerapkan six sigma memperhatikan 6 aspek yaitu
1.
Identifikasi kharakter produk yang
memuaskan pelanggan (sesuai kebutuhan dan ekspektasi pelanggan)
2.
Mengklasifikasikan semua kharakteristik
kualitas sebagai critical to quality (CTQ) individual
3.
Menentukan apakah setiap CTQ dapat
dikendalian dengan pengendalian material, proses, dll.
4.
Menentukan batas maksimum terhadap CTQ
setiap pelanggan (menentukan USL dan LSL)
5.
Menentukan maksimum variansi proses
untuk setiap CTQ
6.
Merubah desain produk/proses agar mampu
mencapai target six sigma.
Contoh perhitungan DPMO :
DPMO terendah 6210 DPMO dan 3,4 DPMO untuk 1500 feet
karpet adalah :
6210/1000000 * 1500 = 9,3 square feet
3,4 / 1000000*1500 =0,005 square feet
Dalam pengimplementasian konsep six sigma Motorola
diperlukan peningkatan kualitas drngan mengikuti 4 tahapan yaitu :
X. Aplikasi Konsep Total Quality dalam
Bidang Manajemen Pemasaran, SDM dan Akutansi
a.
Konsep
Total quality pada marketing (TQM)
Konsepnya
dikenal dengan konsep market-in yang diartikan sebagai menciptakan
produk-produk yang mampu memberikan nilai kepuasan bagi pelanggan. Konsep ini
dijalankan dengan beberapat konsep
menurut stowell 1995:
1.
Komitmen eksekutif
2.
Mendengar pelanggan
3.
Pendekatan tim kerjasama
4.
Berfokus pada proses
5.
Berorganisasi terbuka
b.
Konsep
total quality pada HRD (TQHRD)
Konsep
yang digunakan untuk mengembangan ini sering disebut dengan EI (employee
involvement) yang terdiri dari 3 elemen kunci :
1.
Tanggung jawab karyawan (bertanggung
jwab atas pekerjaan)
2.
Tanggung jawab management (menciptakan
situasi)
3.
Implikasi Organisasi (aplikasi pada
oragnisasi)
c.
Kosep
total quality pada accounting
Sebuah
metode yang berfungsi untuk menghasilkan infiormasi-informasi biaya-biaya
kualitas yang dibutuhkan manager. Untuk menjalankan program ini diperlukan
reduksi cost dengan melalui 4 tahapan yaitu : pengukuran biaya, evaluasi biaya,
perencanaan program reduksi biaya, dan reduksi biaya terus-menerus.
Resume ini sebagai tugas Training Manajemen Kualitas (MT TPS Food 2013) semoga dapat menginspirasi pembaca lain dan dapat memberi manfaat.
Sumber : Gaspersz, Vincent. 2005. Total Quality Management. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Apa anda punya buku ini?
ReplyDeleteAw, it was an exceptionally nice post. In thought I would like to put in place writing such as this moreover – taking time and actual effort to manufacture a good article… but what things can I say… I procrastinate alot by no means appear to get something completed. AMREP India
ReplyDelete